Thursday, May 28, 2009

Tanpa Duel, Messi Mendominasi Ronaldo

Tak ada duel Cristiano Ronaldo vs Lionel Messi karena yang tampak adalah dominasi si pemuda Argentina atas sang winger dari Portugal. Bahkan jika Barcelona tak jadi juara, Messi membuktikan dirinyalah yang terbaik.Pemilihan pemain terbaik dunia, baik versi FIFA maupun France Football, memang baru akan dilangsungkan di akhir tahun nanti. Namun menyusul laga MU kontra Barcelona dinihari nanti, siapa yang akhirnya dikukuhkan sebagai yang terbaik mungkin sudah bisa ditebak.Tak ada aksi individual mencolok dilakukan Messi dalam laga di Olimpico dinihari tadi, namun itu juga terjadi lantaran Barcelona masih mengedapankan kerjasama tim yang sangat kompak dan permainan sepakbola yang jauh dari egois. Tapi Messi tetap saja menunjukkan kalau dirinya lebih unggul, bahkan mendominasi, dengan kontribusi besar dan tentu gol yang dia sumbangkan.Beberapa kali dia membuat pertahanan MU kelabakan meladeni kecepatan dan kegesitannya menyelinap di antara bek-bek bertubuh besar. Kalau dia kemudian mencetak gol dengan tandukan kepalanya, itu bisa dibilang bonus besar atas kerja keras yang terus dia pertunjukkan di sepanjang laga."Dia melakukan pekerjaan dengan hebat. Saya pikir dia adalah pemain terbaik dan kami bahkan tak perlu menang untuk membuktikan kalau Messi adalah yang terbaik," sanjung Pep Guardiola dalam wawancara usai pertandingan seperti diberitakan Reuters.Tak berlebihan kalau menyebut Messi mengungguli dengan telak sang pesepakbola terbaik dunia. Data statistik yang dilansir situs Eurosport membuktikan itu semua. Sepanjang laga di Olimpico dinihari tadi, Messi membuat 51 umpan dengan tingkat keberhasilan mencapai 84 persen, sementara Ronaldo membuat 31 umpan dan cuma 68 persen yang sukses.Ronaldo memang mampu mengungguli Messi dalam hal shot on goal karena dia mampu membuat enam, dengan dua di antaranya mengarah ke sasaran. Sementara pada saat bersamaan Messi hanya membuat tiga tendangan ke arah gawang dan cuma satu yang mengarah ke Edwin Van der Sar. Namun Messi jauh efektif lantaran dari satu shot on target-nya itu tingkat keberhasilannya 100% karena berujung gol.Di luar hal teknis skill dan permainan sepakbola, Messi juga dengan telak mengalahkan Ronaldo. Dengan kontribusi besar yang dia berikan buat Barca, pesepakbola 21 tahun itu masih terlihat sederhana. Tak ada gerak-gerik dan bahasa tubuh berlebihan ditunjukkan di atas lapangan.Kondisi berseberangan justru terlihat pada Ronaldo, setelah beberapa kali aksinya mengundang pemain Barca melancarkan protes pada wasit. Puncak penampilan buruk winger 24 tahun itu adalah pengungkapan rasa frustasi saat melanggar Charles Puyol di dekat sudut lapangan Barcelona. Tindakan yang berbuntut keluarnya kartu kuning buat dia.Keunggulan lain Messi atas Ronaldo adalah keberhasilan dia mencuri status top skorer. Ronaldo yang musim lalu jadi pemain paling subur dengan delapan gol yang dicetaknya harus melepas gelar tersebut pada Messi yang punya koleksi sembilan gol musim ini, unggul lima atas CR7.Jika berdasarkan fakta di atas, bisa jadi suara bulat soal pemain terbaik dunia yang baru bisa didapat. Tentunya dengan Messi yang menyandang predikat tersebut

Messi, Pemain Terbaik Dunia Selanjutnya?

Penampilan gemilang Lionel Messi musim ini berpuncak pada sukses mengantar Barcelona menjuarai Liga Champions. Inikah pertanda dia bakal menjadi pemain terbaik dunia?Sejak awal kemunculannya, nama Messi sudah digadang-digadang menjadi salah satu calon pemain terbaik dunia. Dengan ukuran tubuh mungil namun memiliki skill olah bola yang luar biasa, dia kemudian dianggap sebagai titisan sempurna Diego Maradona.Tahun lalu dia gagal menyandang status terbaik setelah dikalahkan Cristiano Ronaldo, baik di ajang milik France Football maupun event milik FIFA. Namun dinihari tadi dia membuktikan siapa yang sebenarnya layak menyandang status pesepakbola terbaik di kolong langit.Tampil luar biasa sepanjang laga, Messi menjalani klimaks permainannya musim ini dengan menyumbang gol kedua The Catalans. Performa apiknya tersebut dibayar dengan datangnya status man of the match dalam laga yang berakhir 2-0 itu.Itulah gol kesembilan Messi di Liga Champions sepanjang musim ini. Gol yang mengukuhkan dirinya sebagai top skorer, menggalahkan sang jawara musim kemarin, Ronaldo, setelah dia cuma bikin empat gol.Semua data tersebut di atas rasanya sudah cukup untuk menjagokan Messi bakal menjadi pesepakbola terbaik tahun ini. Namun ada fakta unik lain yang membuat pesepakbola 21 tahun itu bisa dianggap sudah jadi pemain terbaik dunia, meski eventnya baru dilangsungkan di penghujung tahun nanti.Dalam dua tahun terakhir, pesepakbola yang terpilih sebagai pemain terbaik dunia adalah mereka yang memperkuat klub juara Liga Champions dan juga mencatatkan namanya sebagai top skorer. Yang pertama melakukannya adalah Kaka setelah dia mengantar AC Milan jadi juara dan melengkapi sukses tersebut dengan menjadi top skorer usai menyumbang 10 gol. Tahun lalu gantian Ronaldo yang melakukannya. Menyumbang delapan gol sepanjang kompetisi, winger Portugal itu berdiri di puncak daftar pemain tersebut setelah mengantar The Red Devils menundukkan Chelsea lewat adu penalti dalam pertandingan di final.Jadi, kalau Messi bisa membawa Barca jadi treble winners tahun ini, sudah sepantasnya bukan kalau gelar pemain terbaik dunia jatuh ke tangan pemuda 21 tahun itu?

Wednesday, May 27, 2009

Guardiola Persembahkan Gelar bagi Maldini


Pelatih Pep Guardiola mempersembahkan gelar juara Liga Champions yang direbutnya bersama Barcelona kemarin kepada kapten AC Milan, Paolo Maldini.
Itu yang diucapkan Guardiola ketika memulai jumpa pers pasca mengalahkan Manchester United 2-0. Kesuksesan itu diraih di Stadion Olimpico yang pernah diakrabinya saat membela AS Roma pada musim 2002/2003 setelah memperkuat Brescia.Tak heran pula, Guardiola mempersembahkan trofi bagi masyarakat Italia. "Gelar ini untuk persepakbolaan Italia dan Paolo Maldini. Dia tak perlu kuatir karena sudah punya pengakuan dari seluruh Eropa," tutur Guardiola kepada RAI Sport.Guardiola membela Maldini yang justru dicerca sebagian fans Milan saat menjalani partai kandang terakhir dalam karirnya pekan lalu."Saya merasakan kegembiraan sejati. Senang rasanya bisa menang di Roma. Saya menyayangi Italia," pungkas pelatih berusia 38 tahun ini, dua tahun lebih muda dari Maldini.

Barcelona Raih Treble Winners


Barcelona berhasil mengukir sejarah sebagai klub Spanyol pertama yang meraih treble winners setelah menekuk juara bertahan Manchester United dua gol tanpa balas pada final Liga Champions di Stadion Olimpico Roma, Rabu (27/5).
Bagi pasukan Josep Guardiola, gelar Liga Champions ini melengkapi kesuksesan mereka pada musim ini yang sebelumnya sudah menjuarai La Liga dan Copa del Rey. Keberhasilan Barcelona ini terbilang luar biasa karena banyak pihak meragukan keampuhan barisan belakang mereka mengingat sejumlah pemain pilar di barisan belakang Los Azulgranas seperti Daniel Alves, Rafael Marquez dan Eric Abidal tidak dapat tampil di final.MU langsung bermain menyerang sejak wasit Massimo Busacca membunyikan peluit tanda pertandingan dimulai. Laga baru berjalan satu menit, MU hampir membuka keunggulannya, sayang tendangan bebas Cristiano Ronaldo masih dapat ditepis Victor Valdes.Beberapa menit kemudian, Ronaldo kembali mendapat dua peluang untuk membawa MU memimpin, akan tetapi tendangannya masih melebar dari gawang Valdes.Asyik menyerang, lini belakang MU yang dikomandani Rio Ferdinand sedikit lengah, alhasil serangan pertama Barcelona berhasil menjebol gawang Edwin van der Sar.Mendapat sodoran dari Andres Iniesta, Samuel Eto'o melewati hadangan Nemanja Vidic dan melepaskan tendangan keras dari jarak dekat yang gagal dibendung Van der Sar.Barcelona nyaris menggandakan keunggulannya selang beberapa menit kemudian, namun Lionel Messi gagal menyambar umpan penjuru Xavi Hernandez.Peluang kembali didapat Ronaldo pada menit ke-20, akan tetapi lagi-lagi tendangan pemain berkebangsaan Portugal itu masih belum menemui sasaran.Selepas itu kedua tim terlibat jual-beli serangan namun hingga turun minum tidak ada gol lagi yang mampu dilahirkan baik oleh MU maupun Barcelona.Empat menit setelah turun minum, Barcelona hampir menggandakan keunggulannya melalui aksi individu Thierry Henry, sayangnya Van der Sar masih dapat menghalaunya.Tiga menit kemudian, Barcelona seharusnya mampu memimpin 2-0 bila saja tendangan bebas rendah yang dilepaskan Xavi tidak membentur tiang gawang MU.MU juga mendapat peluang untuk menyamakan kedudukan di menit ke-55 ketika Park Ji-sung, yang mencatatkan sejarah sebagai pemain Asia pertama yang tampil di final Liga Champions, gagal menyambar umpan Wayne Rooney.Di menit ke-70, Barcelona akhirnya mampu menggandakan keunggulannya melalui Messi. Berawal dari serangan balik cepat, Xavi dengan jeli mengirimkan umpan silang kepada Messi yang langsung menanduknya dengan akurat sehingga membuat Van der Sar terpana.Gol ini memantapkan posisi Messi sebagai pencetak gol terbanyak Liga Champions musim ini dengan torehan sembilan gol.Selang dua menit kemudian, Ronaldo hampir membawa MU memperkecil kedudukan bila Valdes tidak mampu menghalau sepakannya.Barcelona nyaris membuat MU semakin menderita bila dua peluang yang didapat Puyol dan Iniesta tidak mampu dibendung oleh Van der Sar. Enam menit menjelang bubaran Puyol kembali mendapat peluang, ketika tendangan lobnya mampu dihalau oleh Van der Sar.Susunan Pemain:Barcelona: 1-Victor Valdes; 5-Carles Puyol, 24-Yaya Toure, 3-Gerard Pique, 16-Silvinho; 28-Sergio Busquets, 6-Xavi, 8-Andres Iniesta (27-Pedro 90+3); 10-Lional Messi, 9-Samuel Eto’o, 14-Thierry Henry (15-Seydou Keita 72)Manchester United: 1-Edwin van der Sar; 22-John O’Shea, 5-Rio Ferdinand, 15-Nemanja Vidic, 3-Patrice Evra; 13-Park Ji-sung (9-Dimitar Berbatov 66), 16-Michael Carrick, 8-Anderson (32-Carlos Tevez 46), 11-Ryan Giggs (18-Paul Scholes 75); 7-Cristiano Ronaldo, 10-Wayne Rooney.

Tuesday, May 26, 2009

Prodigy Guardiola ready to face grand master

Having been only 12 years old when Sir Alex Ferguson won his first European trophy as a manager, FC Barcelona's Josep Guardiola knows he will be shaking an experienced hand when the two men meet before Wednesday's UEFA Champions League final.

Major honours
It is hard to imagine more different backgrounds than those of the two coaches who will occupy the dugouts of the Stadio Olimpico. At 67 years of age and with 22 major trophies under his belt as manager in a 23-year stint at Old Trafford, Sir Alex arrives in the Italian capital as the hugely experienced manager of Europe's reigning champions. Having first tasted European success in 1982/83 with Aberdeen FC in the UEFA Cup Winners' Cup, he scaled new heights in a memorable UEFA Champions League final at Barcelona's Camp Nou in 1999, when his Manchester United FC side scored twice in added time to defeat FC Bayern München 2-1. The 2007/08 crop also left it late to win Europe's top club trophy, needing a penalty shoot-out after extra time to see off Premier League rivals Chelsea FC in Moscow.

Brilliant start
As a player, Guardiola helped frustrate Sir Alex in a 2-2 draw for Barça at Old Trafford during the 1994/95 UEFA Champions League group stage, but the Spaniard's CV since hanging up his boots does not bear comparison. One season in charge of Barcelona's B team in 2007/08 and now a year at the helm of the senior side underlines the fact that the 38-year-old former club captain is very much at the start of his managerial career. What worries many United fans, however, is just how brilliant that first season in the top flight has been. Guardiola's men recently won the Spanish Liga title and Copa del Rey in the space of a week, yet even more than the silverware it is the manner in which they have played that has really impressed football fans around the world.

Spanish-style entertainment
Hugely entertaining to watch, Barcelona's strike trio of Thierry Henry, Lionel Messi and Samuel Eto'o, ably supported by the predatory Andrés Iniesta, have captivated television audiences. The Azulgrana rattled in a remarkable 18 goals in their six group stage matches this season, while their merciless 4-0 first-leg demolition of Bayern in the quarter-finals was one of the performances of the season. There is also one area of experience where the Barcelona coach has an edge. Unlike Sir Alex, Guardiola knows what it takes to win a European Champion Clubs' Cup final as a player, having featured as the Catalan outfit defeated UC Sampdoria 1-0 at Wembley in 1992. Clearly, there is no shortage of differences between the two men, but with both united in their commitment to attacking football, it is little wonder that Wednesday is already being tipped to be a classic European final.

Messi mindful not to let final moment pass

For most players who reach a UEFA Champions League final, it is a moment which blends joy with tension, ambition with nerves, but for Lionel Messi a whole different range of emotions is almost certain to come into play.

Greatest disappointment
Having been instrumental in FC Barcelona's run to the showpiece against Manchester United FC, the gifted playmaker will surely find his thoughts catapulted back to one of the darkest nights of his career, three years ago against Arsenal FC in Paris. Messi had battled for weeks to be fit for the Stade de France final and thought he had won the race after being given playing time in the Liga during the run-up. It was not to be. Excluded from Frank Rijkaard's squad, the Argentinian watched from the stands while goals from Samuel Eto'o and Juliano Belletti undid ten-man Arsenal to give Barça only their second European Champion Clubs' Cup.

Huge regret
Aged only 18 but having scored in the group stage and played in both first knockout round ties against Chelsea FC, Messi was so devastated at not having felt "a part of the final" that he refused invitations from his team-mates to join them on the pitch, lift the cup and share in the celebrations. Anger, hurt and immaturity were a powerful mix that night and, to this day, he regrets it. "I know now that I need to enjoy this final much more than before, because I think there are many players who don't have the opportunity to win the Champions League," he told uefa.com. "That's what makes it special, but it's also true that if you want to win it, you have to play and perform during the whole Champions League season. I believe it's a beautiful opportunity to be able to play every game, just as it is throughout the year, but it would be even more special if we could win the final, with me playing in it."

Phenomenal talent
His skills alone give evidence that Messi is a phenomenon, while those who love statistics will note that he has averaged a goal every other game in his 32 appearances in the continent's leading club competition. Four strikes clear of Camp Nou colleague Thierry Henry and five ahead of Wayne Rooney, Dimitar Berbatov and Cristiano Ronaldo, he is also on track to become the tournament's youngest ever top scorer. However, the European season started without Messi after Barcelona initially attempted to prevent him missing the UEFA Champions League third qualifying round by participating in the 2008 Olympics. "[Josep] Guardiola backed me," explained the Beijing gold medal winner. "Despite all the talk about me going or not going, especially in Argentina, for me it was important to go and to win the medal. And I have to thank Guardiola for letting me go. It was his decision and he thought it would be the best for me. I hope I can pay him back by winning this title."

Open game
The Catalan outfit did not fall too far short of doing just that last season, ultimately bowing out to United in the semi-finals. Messi is convinced that Barça's opponents in Rome will barely resemble the restrained side for whom Paul Scholes's solitary goal won the tie. "Last year they waited for us to come out and play then went on the counterattack," recalled the striker, who has already celebrated Liga and Copa del Rey success this month. "But I think a final has a distinct flavour and they will perform strongly, as they have done all this year and last because they have quality players. I believe it will be an open match and hopefully more open than the [semi-final] against Chelsea."

Monday, May 18, 2009

Messi: let's win Treble!

Barcelona have a chance to reach the title of champion in three different competitions this season. Sensing an opportunity not recur, Lionel Messi is Barca want achieved. Barca already ensure a degree in two hands after the sweep Copa Del Rey and La Liga Primera. Azulgrana still have an opportunity to add the title of the collection this season to be able to win if the three parties Champions League final against Manchester United. "We must take advantage of this moment because we do not know if this will appear again in the future. We will give everything for the Champions League win out," Messi firm such as writing in The Sun. Messi determination because the more fervent history notes. If successful jockey Champions League title, the team of Catalan will the first Spain team that can give a degree Copa del Rey, La Liga and Champions League in one season. "We have the opportunity to exceed the record history as club Barca and we'll do that." "The team that won the domestic league and Champions League in the same season with the beautiful football played throughout the season very interesting to see. However, if we are able to reach a degree, we can say that it is better," his him. The desire that Messi will not necessarily easily achieved. The problem faced MU Barca in the Champions League final is also a desire not less high. 'the red devils' trofi want to maintain, the complete three degrees at once that they have shot this season.

Sunday, May 17, 2009

Barca di Ambang Sejarah


Berhasil memastikan dua gelar dalam sepekan, Barcelona bersiap mengukir sejarah sebagai tim Spanyol pertama yang berhasil menggondol tiga gelar sekaligus dalam satu musim.

Barca memastikan gelar juara Liga Spanyol tanpa bertanding setelah tim peringkat dua, Real Madrid, dibungkam Villarreal 2-3 di El Madrigal, Minggu (17/5/2009) dinihari WIB.

Gelar ini merupakan titel kedua yang direngkuh Barca. Tiga hari sebelumnya Azulgrana berhasil mememenangi Copa del Rey dengan mengalahkan Athletic Bilbao di final.

Menanggapi sukses timnya ini, presiden klub Juan Laporta menyebut bahwa musim ini sangat menakjubkan bagi timnya dan sebuah pencapaian yang mengagumkan.

"Ini adalah salah satu musim terbaik sepanjang sejarah Barca," demikian Laporta kepada Barca TV, tak lama setelah Madrid kalah dari Villarreal dan timnya mengunci gelar juara liga.

"Kami sedang menjalani sebuah mimpi meraih banyak rekor dalm satu tahun. Gelar ganda ini bersejarah dan kami harus menikmatinya."

Tak puas hanya dengan raihan dua gelar, Laporta menyatakan bahwa timnya tengah bersiap untuk merebut gelar Liga Champions sebagai gelar penutup di musim ini.

"Skuad yakin bahwa mereka dapat memenangi treble, dan (pelatih) Pep (Guardiola) telah berbicara pada saya bahwa mereka memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri."

Barca akan melakoni partai final Liga Champions melawan Manchester United pada 27 Mei di Roma. Jika Barca berhasil memenangi partai tersebut, maka tim asal Catalan ini akan menjadi tim Spanyol pertama yang dapat mengawinkan gelar Copa del Rey, La Liga, dan Liga Champions dalam satu musim.

Friday, May 15, 2009

Laporta Akan Cegah Aksi Bajak Perez

Baru mencalonkan presiden Real Madrid saja, Florentino Perez sudah memicu perang mulut dengan Barcelona. Pernyataannya, yang ingin membajak pemain Barcelona, langsung dibalas presiden klub itu, Joan Laporta.Laporta mengatakan, dia tak akan membiarkan Perez membajak pemainnya. Apa pun beratnya, dia akan tetap mempertahankan bintang-bintangnya agar tak hijrah ke Madrid yang merupakan musuh bebuyutan "El Barca".Sebelumnya, Perez menyatakan akan merekrut beberapa bintang Barcelona jika dia menjadi presiden Madrid. Saat dia masih menjadi presiden Madrid, dia sukses membajak Luis Figo hingga memunculkan hubungan yang amat panas. Kini, dia menarget Lionel Messi, Andres Iniesta, dan Xavi Hernandez."Saya harap Perez tak mencoba membajak pemain kami. Sebab, para pemain Barcelona adalah bagian penting klub. Maka, setiap percobaan Perez akan kami lawan habis-habisan," kata Laporta kepada AS."Saya akan suka jika Perez tidak mendedikasikan waktunya untuk mencoba menggerogoti kekuatan Barcelona. Jika itu yang dilakukan, dia tak akan meraih apa pun dan itu tak akan ada nilainya. Florentino Perez adalah orang yang terhormat dan dia tahu artinya nilai sportivitas," tambahnya.Sebelumnya, Laporta dan mantan presiden Madrid, Ramon Calderon, sudah melakukan kesepakatan moral. Keduanya tak akan saling menyerobot pemain. Namun, persetujuan itu tak dianggap oleh Perez. Dia bahkan menyatakan, tak ada perdamaian dengan Barcelona.Laporta menambahkan, dia bukan tak setuju jika Perez kembali menjadi presiden Madrid. Dia juga akan senang jika Madrid ingin berkompetisi dengan Barcelona karena berarti pihaknya merasa dihormati."Jika dia ingin membajak pemain kami, saya akan mengatakan bahwa sebaiknya mereka meninggalkan kami. Sebab, mereka akan mencoba merusak pasar. Dipikir akan ada kesempatan untuk membeli pemain kami," tegas Laporta.Laporta menambahkan, siapa pun presiden Madrid pada pemilihan Juni nanti, dia tetap akan menjalin hubungan yang baik dengan Madrid. "Kami akan bersikap seperti itu dan berharap mereka juga demikian. Kesepakatan untuk tak saling menyerobot pemain akan tetap bertahan, meski Florentino Perez yang nantinya jadi presiden Madrid," tambahnya.

100 Gol, Barcelona di Ambang Sejarah

Barcelona sudah berada di ambang sejarah sepak bola Spanyol. Enam gol yang disarangkan ke gawang Real Madrid, Sabtu (2/5), menambah perolehan gol di Liga Divisi Primera menjadi seratus gol. Barca masih bisa mengalahkan rekor yang pernah dipegang "El Real".Gol ke-100 bagi Barca itu dicetak oleh Gerard Pique. Momentum itu tidak akan terjadi jika Thierry Henry dan Lionel Messi tidak menyarangkan bola lebih dulu. Dua striker ini masing-masing mencetak dua gol. Carles Puyol pun ikut berjasa saat membukukan gol kedua dan itu menjadi gol pertamanya musim ini. Jumlah gol yang dikoleksi Barcelona ini masih mungkin bertambah sebab Liga Divisi Primera masih menyisakan empat laga. "Blaugrana" bahkan memiliki kesempatan menaklukkan rekor "El Real", yang pernah mencatat 107 gol pada musim 1989/90. Delapan gol lagi, "Azulgrana" bakal menorehkan tinta emas dalam sepak bola Spanyol.Hingga jornada ke-34, rata-rata gol yang dicetak Barca adalah 2,94 gol setiap laga. Jika ditambah dengan 42 gol di Liga Champions dan Copa del Rey, rataan itu hanya menurun sedikit dan menjadi 2,68 gol setiap pertandingan. Taruhlah hitungan ini sebagai patokan matematis, maka di akhir musim Barca bisa membuat 111 gol.Trio penyerangnya menjadi penyumbang terbesar dalam perolehan itu. Samuel Eto'o sudah mencetak 27 gol di La Liga, sementara Messi membukukan 23 gol dan Henry sudah 19 gol. Artinya, ketiga pemain ini sudah menyarangkan 69 gol atau lebih dari separuh perolehan Barca di La Liga.

Juande Ramos Akui Barca Luar Biasa


Barcelona berpeluang membuat treble musim ini sementara rivalnya, Real Madrid, justru akan hampa piala. Juande Ramos entrenador El Real pun mengakui timnya kali ini benar-benar kalah telak dari Barca.Sudah satu gelar dipastikan Barca sejauh ini, dengan jadi jawara Copa del Rey. Dua lagi berpeluang digapai, yakni di Liga Primera dan Liga Champions. Di kedua ajang yang disebut terakhir itu, kans jadi jawara pun teramat besar. Kalau di Liga Champions Barca sudah menjejak final, di liga domestik yang tinggal tersisa tiga laga mereka memimpin klasemen dengan keunggulan delapan angka dari pengejar terdekatnya, Madrid.Berkebalikan dengan capaian Barca, Madrid malah sudah kandas di 32 besar Copa del Rey dan tersingkir di knock-out pertama Liga Champions. Kans juara di La Liga Primera pun sudah amat tipis melihat laju positif Barca."Kami tak bisa bersaing dengan Barcelona," aku Ramos seperti dikutip dari Goal, Jumat (15/5/2009).Untuk menegaskan dominasi Barca atas Madrid, Lionel Messi cs selalu bisa keluar jadi pemenang dalam laga antara kedua tim di liga musim ini. Di Nou Camp Barca menang 2-0, sebelum kemudian mempermalukan Madrid 6-2 di Santiago Bernabeu."Mereka memainkan sepakbola mengesankan, tapi inilah masa-masa dalam sepakbola. Pemain seperti Xavi, (Carles) Puyol dan (Andres) Iniesta berkombinasi sampai level tertinggi," lanjut sang pelatih Madrid tersebut

Copa del Rey 'Lukai' Iniesta.


Barcelona merayakan kegembiraanya usai menjuarai Copa del Rey. Namun gelandang enerjik Barca, Andres Iniesta mengatakan dirinya 'terluka' atas partai final tersebut.Iniesta mengaku kecewa karena tidak bisa memperkuat Barca dalam partai yang mempertemukan dengan Atletic Bilbao. Jangankan mendukung rekan-rekannya berlaga di stadion, Iniesta hanya menonton partai final tersebut lewat layar televisi di rumah. Semua itu terjadi lantaran dia dibekap cedera otot yang memaksanya harus beristirahat di rumah."Ini merupakan kali pertama sebagai seorang pemain saya harus menonton partai final di rumah dan hal ini menjadi luka bagi saya karena tidak dapat berada di Mestalla." tukasnya seperti dilansir Goal."Namun untuk alasan medis, selama saya menyembuhkan cedera ini hal terbaik bagi saya adalah tetap berada di sini.""Mulanya saya sedikit nervous, namun setelah saya mulai merasa nyaman saya sangat senang dengan penampilan pemain. Saya bahagia karena ini merupakan trophi pertama dan saya harap kami dapat merayakan yang kedua segera." pungkasnya.Iniesta layak kecewa dengan apa yang menimpa dirinya mengingat pemain internasional Spanyol ini merupakan pemain reguler Barca di semua kompetisi. Untuk ajang Copa del Rey ia telah melakoni enam partai dan membuat lima assist.

Thursday, May 14, 2009

Barcelona


Barcelona adalah klub terbesar kedua di tanah Spanyol setelah Real Madrid. Dalam banyak hal, Barcelona bersaing ketat dengan Madrid. Warna kebesaran mereka adalah merah-biru

. Nama lengkap: Futbol Club Barcelona
Alamat: C/ Aristides Maillol, s/n. 08028 BarcelonaSitus: www.fcbarcelona.cat
Telepon: 00 34 902 18 99 00Fax: 93 411 22 19
Tahun berdiri: 1899Presiden: Joan Laporta Estruch
Stadion: Camp NouKapasitas: 98.771 penonton
Pelatih: Frank Rijkaard
Prestasi:
La Liga: 18 (1928-29, 1944-45, 1947-48, 1948-49, 1951-52, 1952-53, 1958-59, 1959-60, 1973-74, 1984-85, 1990-91, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1997-98, 1998-99, 2004-05, 2005-06)Copa del Rey: 24 (1910, 1912, 1913, 1920, 1922, 1925, 1926, 1928, 1942, 1951, 1952, 1953, 1957, 1959, 1963, 1968, 1971, 1978, 1981, 1983, 1988, 1990, 1997, 1998)
Piala Super Spanyol: 7 (1984, 1992, 1993, 1995, 1997, 2005, 2006)
Piala Liga: 2 (1982, 1986)
Liga Champions: 2 (1992, 2006)
Piala Winners: 4 (1979, 1982, 1989, 1997)
Piala UEFA: 3 (1958, 1960, 1966)
Piala Super Eropa: 2 (1993, 1998)
Rekor La Liga: Posisi tertinggi: 1 (18 kali)
Posisi terburuk: 12 (1941-42)
Kemenangan berturut-turut: 14 (2005-06)
Tak terkalahkan: 26 kali (1973-74)
Tak terkalahkan di kandang: 67 kali (4-3-1973 sampai 20-2-1977)
Kemenangan berturut-turut (kandang): 39 pertandingan (16-2-1958 sampai 6-11-1960)Mencetak gol berturut-turut: 36 pertandingan (21-11-1942 sampai 6-2-1944)
Mencetak gol berturut-turut (kandang): 88 pertandingan (10-2-1952 sampai 19-1-1958)Gol terbanyak dalam satu musim: 102 (1996-97)
Gol terbanyak dalam satu pertandingan: 10-1 vs Gimnastic de Tarragona (1949-50)
Kebobolan terbanyak: 12-1 vs Athletic Bilbao (1930-31)
Kemenangan terbanyak: 28 (1996–97)Seri terbanyak: 15 (1986–87)Kekalahan terbanyak: 15 (1941–42)Kemenangan tersedikit: 7 (1930–31, 1932–33)Seri tersedikit: 0 (1933–34)Kekalahan tersedikit: 2 (1984–85)Penampilan terbanyak: Migueli (548)Pencetak gol terbanyak sepanjang masa: Cesar Rodrigues (235 gol)Pencetak gol terbanyak dalam semusim: Mariano Martin (32 gol, 1942-1943)
Pemain
Kiper:25. Albert Jorquera Fortia; 13. Jose Manuel Pinto Colorado; 1. Victor Valdes Arribas
Bek:22. Eric Abidal; 15. Edmilson Gomes de Moraes; 4. Rafael Marquez Alvarez; 3. Gabriel Alejandro Milito; 23. Oleguer Presas Renom; 5. Carles Puyol Saforcada; 16. Sylvio Mendes Campos Junior
Gelandang:20. Anderson Luis de Souza; 8. Andres Iniesta Lujan; ; 36. Solsona; 24. Gnegneri Yaya Toure; 30. Victor Sanchez; 6. Xavier Hernandez Creus
Penyerang:27. Bojan Krkic Perez; 9. Samuel Eto'o Fils; 18. Santiago Ezquerro Marin; 7. Eidur Smari Gudjohnsen; 14.Thierry Daniel Henry; 10. Lionel Andres Messi

FC Barcelona Team


Celebration of Thiery Henry







FC Barcelona

Futbol Club Barcelona ,also known simply as Barcelona and familiarly as Barça, is a sports club based in Barcelona, Catalonia, Spain. It is best known for its football team, which was founded in 1899 by a group of Swiss, English and Spanish men led by Joan Gamper. The club has become a Catalan institution, hence the motto "Més que un club" (More than a club).
FC Barcelona is one of the only three clubs that have never been relegated from La Liga and the second most successful club in Spanish football having won eighteen La Liga titles, a record twenty-five Spanish Cups, seven Spanish Super Cups and two League Cups. They are also one of the most successful clubs in European football having won eight official major European trophies in total. They have won two European Cups, a record four UEFA Cup Winners' Cups and two UEFA Super Cups. They also have a record three Inter-Cities Fairs Cups.
The club's stadium is the Camp Nou, the largest stadium in Europe with a capacity of 98,772 seats. Barcelona enjoys a high rate of popularity; about 25.7% of Spanish population support the club,while according to a recent survey Barcelona is the most popular football club in Europe with around 44.2 million fans.With 156,366 socis in June 2007, the Catalan club is also placed among the top football clubs in the world with the most registered members, and the number of penyes, the officially-registered supporter clubs, reached the number of 1,782 worldwide in June 2006. The fans of FC Barcelona are known as culers. The club shares a great rivalry with Real Madrid and contest in one of the most famous football matches worldwide, known as El Clásico.
During the season 2007–08, Barcelona was the third richest club in the world with a revenue of €308.8 million. It was also one of the founding members of the now-defunct G-14 group of the leading European football clubs and its modern replacement, the European Club Association. The club also operates a reserve team, FC Barcelona Atlètic, while there was a youth team until 2007, FC Barcelona C.

Guardiola as coach (2008–present)

In the pre-season of 2008–09, a motion of no confidence was raised against Joan Laporta. The no confidence motion received 60% support, just short of the 66% required to oust the president, and eight of his directors resigned. Laporta, with the assistance of Director of Football Txiki Begiristain, decided to appoint the legendary former midfielder Josep Guardiola new manager, also responded with a turnover of players, selling Gianluca Zambrotta, Deco, Edmílson and Ronaldinho. Nearly €90 million was spent rebuilding the squad, with Begiristain and Laporta purchasing Seydou Keita, Gerard Piqué, Martín Cáceres, Dani Alves and Aliaksandr Hleb. Despite this, the club retained its home-grown nucleus of players, such as captain Carles Puyol, Xavi, Andrés Iniesta, Víctor Valdés and Lionel Messi.
On 17 January, 2009, Barça set the record for amassing the highest points total for the first half of a season in La Liga, attaining 50 points out of a possible 57, with 18 wins, 2 draws, and just 1 loss against CD Numancia in the first game of the season. The club also reached the Copa del Rey final for the first time since 1998 after defeating RCD Mallorca in the semi-finals. Six days later on 23 January, the International organisation IFFHS ranked Barça first in their list of the greatest football clubs of the last 18 years. The All-time Club World Ranking was determined by taking into account all the results of the national championships, the national cup competitions, the club competitions of the six continental confederations and the FIFA.
On 14 April, Barcelona qualified for the semi-finals of the Champions League for the second year running after defeating Bayern Munich 5-1 on aggregate over two legs and faced Chelsea in the semi-finals. Their first leg against Chelsea resulted in a disappointing scoreless draw at home. Following the game, they faced Real Madrid in El Clásico, which they won 6–2, the most goals ever scored in El Clásico by Barcelona and the biggest margin of victory for Barça since the 70s, when Johan Cruyff led Barça to win 5–0. On 6 May, 2009, immediately after the historic victory over their biggest rivals, Barcelona played against Chelsea in the second leg of the Champions League semi-finals. Chelsea led the game at Stamford Bridge 1–0 from the 8th minute, until injury time, where Andrés Iniesta scored the winning equaliser in the 93rd minute from the edge of the penalty area, sending Barcelona through to the final on away goals.
On 13 May, Barça beat Athletic Bilbao 4-1 at the Mestalla to win the Copa del Rey for an impressive 25th time.
Barça will face defending champions Manchester United at the Stadio Olimpico in Rome on 27 May, 2009 for a chance to win their third UEFA Champions League title

Wednesday, May 13, 2009

Barca Menangi Copa del Rey


Barcelona membuka peluang meraih treble winner setelah menjuarai Copa del Rey usai mengalahkan Athletic Bilbao 4-1 di partai puncak yang digelar di Stadion Mestalla, Rabu (13/5).
Kesuksesan ini bagi pelatih Barcelona Josep Guardiola merupakan trofi pertamanya sebagai seorang pelatih. Trofi Copa del Rey ke-25 sepanjang sejarah Barcelona ini juga sekaligus mengakhiri puasa gelar dalam kurun dua musim terakhir.Pasukan Guardiola berpeluang menambah gelar juaranya karena cuma membutuhkan satu angka saja untuk menjuarai La Liga. Selain itu mereka juga melaju ke final Liga Champions melawan Manchester United.Barcelona sebenarnya mengawali laga dengan buruk karena pada saat laga berjalan sembilan menit gawang Jose Pinto sudah bobol melalui tandukan Gaizka Toquero.Los Azulgranas hampir menyamakan kedudukan di menit ke-19, sayangnya Samuel Eto'o membuang percuma peluang yang didapatnya.Pada saat laga berjalan 31 menit, Barcelona mampu menyamakan kedudukan berkat aksi individu menawan Yaya Toure yang melewati hadangan dua pemain Bilbao.Setelah membuang dua peluang emas, Lionel Messi akhirnya membawa Barcelona membalikkan kedudukan di menit ke-54 usai memanfaatkan bola muntah tendangan Eto'o.Tiga menit kemudian, Barcelona menjauh melalui gol Bojan Krkic yang meneruskan umpan Messi pada sebuah serangan balik cepat. Barcelona memastikan kemenangan 4-1 setelah eksekusi tendangan bebas Xavi Hernandez di menit ke-64 menembus gawang Gorka Iraizoz.